Jumat, 12 Februari 2016

Puasa Senin Kamis Lebih Menghantarkan Mukmin Menjadi Orang Bertaqwa Dibanding Puasa Yang Lain


Menelaah beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits, kita akan banyak menemukan berbagai keutamaan ibadah puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunah. Ibadah yang satu ini mampu menjadi penggerak bagi ibadah-ibadah yang lain. Tanpa adanya puasa, mungkin tidak ada proses “menjadi” taqwa.

Ibadah yang satu ini sungguh mengandung daya pikat yang begitu menggiurkan bagi hati orang-orang yang beriman. Pahala yang dijanjikan Allah tidak bisa dipridiksi manusia, karena pahala puasa adalah langsung dari Allah swt. sebagai mana Rasulullah saw. bersabda,

“ Puasa itu milik-Ku, dan aku yang akan memberi balasannya.” (HR. Bukhari)

Dampak yang dibawa ibadah puasa pun hampir mencakup seluruh lini kehidupan hingga wilayah-wilayah bathin yang paling sensitif sekalipun. Puasa benar-benar menempati titik sentral dan titik kendali terhadap gerak dinamika naik turunnya iman seseorang. Ibadah puasa mendidik orang mukmin menjadi bertaqwa, sebagaimana firman Allah swt.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)

Ibadah puasa wajib maupun yang sunah tujuan sama, yaitu bertujuan untuk membentuk orang yang beriman menjadi bertaqwa. Salah satunya puasa sunnah yang memiliki daya tarik tersendiri adalah puasa Senin-Kamis. Tentang puasa sunah ini ‘Aisyah rh. Pernah mengatakan,

“Rasululah saw. sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa senin dan kamis.” (HR. Tirmdzi, An-Nasai, Ibnu majah dan Imam Ahmad)

Hadits ini mengisyaratkan bahwa ada rahasia tersendiri terkait dengan puasa sunah Senin-Kamis. Puasa Senin-Kamis ini memiliki rahasia kekuatan mampu menghantarkan pelakunya menjadi hamba Allah swt. yang benar-benar bertaqwa.

Bukannya puasa Ramadhan itu tidak melatih pelakunya menjadi hamba yang bertaqwa. Hanya saja jika dibandingkan dengan puasa Ramdhan yang wajib, maka puasa Senin-Kamis ini punya potensi yang lebih tinggi untuk melatih dan mendatangkan ketaqwaan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya ialah,

1. Orang yang menjalankan puasa sunah tentu menjalankan puasa wajib juga. Tidak mungkin ia melakukan yang sunnah kemudian meninggalkan yang wajib. Dengan ini, berarti ia telah memiliki kesadaran yang tinggi dan motivasi yang kuat untuk meraih takwa.

2. Untuk meraih ketaqwaan, dibutuhkan pelatihan dan usaha serta kesungguhan yang terus menerus. Tidak cukup hanya dengan waktu sebulan atau dua bulan saja. Jika hanya puasa dibulan Ramdhan saja, apa mungkin kita mampu menjadi ‘ahli puasa’ di bulan Ramadhan? Apakah puasa Ramadhan kita telah sukses mengantarkan kita pada ketaqwaan? Kadar taqwa terfleksi dalam tingkah laku, yakni melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Lalu apakah seusai Ramadhan perilaku kita menjadi lebih baik, atau minimal sama baiknya ketika Ramadhan? Yang banyak terjadi justru seringkali perilaku kita kembali tidak terkontrol dan tidak terkendali.

Dengan menjalani puasa Senin-Kamis dalam sepekannya, maka perilaku kita akan cenderung terkontrol dan terjaga. Puasa senin-Kamis yang kita lakukan akan menjadi media monotoring aktivitas keseharian kita dalam seminggu.

3. Kita bukanlah malaikat yang keimanan dan ketaqwaannya selalu stabil. Mereka adalah hamba-hamba Allah swt. yang mulia yang punya kadar iman dan taqwa yang tidak akan mengalami perubahan. Kita juga bukan para Nabi dan Rasul Allah yang mempunyai iman dan taqwa yang selau meningkat, menguat dan terus menggapai keridhaan Allah Swt. tapi kita adalah manusia biasa, iman kita pasti sering mengalami pasang surut.

Agar iman dan taqwa kita stabil, maka salah satu cara terbaik adalah dengan mengerjakan puasa dua kali sepekan, yakni tiap hari Senin dan Kamis.

Secara lebih spesifik, dalam mengantarkan pada gerbang ketaqwaan, puasa Senin-Kamis memiliki keistimewaan antara lain,

1. Orang yang rajin mengerjakan puasa sunnah ini akan terlati menjadi orang yang ikhlas.
Demikian itu karena modal awal seseorang menjalani puasa Senin-Kamis bisa di pastikan sudah didasari niat yang ikhlas. Ikhlas karena puasanya adalah sunah, sedangkan ia bebas memilih untuk melakukan atau meninggalkannya. Ia pun tidak perlu malu atau sungkan pada orang jika ia meninggalkannya.

2. Orang yang menjalani puasa Senin-Kamis akan terlatih menjadi orang yang sabar.
Ini bukan berarti puasa Ramadhan tidak bisa melatih kesabaran. Hanya saja, untuk menjadi orang yang sabar dibutuhkan pelatihan yang terus menrus. Untuk ukuran kita, pelatihan selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan dirasa belum cukup untuk bisa menjadikan kita sebagai orang sabar. Ini bisa kita lihat pada orang yang hanya menjalankan puasa Ramadhan saja dan tidak pernah menjalani puasa sunah seperti Sinin-Kamis. Ia cenderung belum mampu menahan diri dari segala nafsu, termasuk perut, syahwat dan nafu egonya.

3. Orang yang menjalani puasa Senin-Kamis akan terdidik menjadi orang yang ridha terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah swt.
Demikian ini karena dengan ia mau berpuasa menahan diri dari segala kenikmatan makan dan nafsu syahwatnya, berarti ia telah ridha dengan segala hukum Allah swt. ia rela Allah swt sebagai Dzat  yang mengatur dan menuntun kehidupannya.

4. Orang yang berpuasa Senin-Kamis akan menjadi orang yang selalu ingat kepada Allah swt dalam banyak keadaan.

Itu berkat pelatihan murraqa batullah (merasakan kehadiran Allah dalam diri) selama dua hari dalam sepekan.

Demikianlah sahabat bacaan madani sekilas rahasia keitimewaan puasa sunah Senin-Kamis, semoga Allah swt. mengaruniakan kepada kita petunjuk dan taufiqnya sehingga kita mampu menjadi salah satu penegak puasa sunah Senin-Kamis. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.