Jumat, 25 Maret 2016

Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan Dalam Islam Beserta Tipsnya


Sepele dan sederhana memang mencukur bulu kemaluan. Tetapi banyak diantara kita umat Islam yang tidak memahami mengapa agama Islam sampai menganjurkan untuk mencukur bulu kemaluan yang termasuk salah satu bulu yang paling jorok setelah bulu ketiak.

Namun perlu kita ingat segala sesuatu yang diperintahkan kepada kita, baik dia perintah wajib maupun yang sunat bukan hanya ibadah semata, tetapi memilki manfaat untuk kehidupan kita sehari-sehari dari sisi kesehatannya. Dari berbagai sumber mencukur bulu kemaluan termasuk hal yang sangat sederhana, tetapi sunah Rasulullah SAW dan merupakan termasuk fitrah yang baik, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, dari Abu Hurairah ra :

“Fitrah ada 5: khitan, mencukur bulu kemaluan, memendekkan kumis, potong kuku, dan mencabut bulu kemaluan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islam mengajarkan agar bulu-bulu tersebut dicukur secara rutin, demikian menurut Prof. Abdul Jawwat Khalaf dalam bukunya yang berjudul Syi’ru wa-ahkamuhu fi al-Fiqh al-Islami. Karena hal ini bukan tanpa alasan, karena ternyata ada banyak manfaat dari anjuran Rasulullah SAW ini, yang paling utama persoalan kebersihan dan kesehatan.

Para ulama sepakat jika mencukur bulu kemaluan adalah hukumnya sunah. Namun mereka masih berselisih pandang, apakah lebih dianjurkan dicabut atau dicukur? Menurut mazhab Hanafi sunahnya adalah mencabut, sedang mazhab Maliki malah berpandangan sebaliknya jika sunah membersihkan bulu disekitar kemaluan justru bukan di cabut, namun mencukurnya. Mazhab Syafi’i mempunyai pandangan berbeda pula, membedakan antara muslimah yang masih muda atau lajang dan perempuan yang telah lanjut usia. Bagi mereka yang masih muda  dengan metode mencabut , sedang yang sudah lansia boleh mencukurnya.

Menurut Mazhab Hambali, sebaiknya membersihkan bulu disekitar area vital ini ialah dengan metode mencukur, dan ini disetujui oleh komite Tetap Kajian dan Fatwa Arab Saudi. Disamping itu lembaga ini mengemukakan hikmah dan manfaat dari anjuran mencukur bulu sekitar alat vital ini yakni disamping menjaga kebersihan kulit disekitar area kemaluan, membantu meningkatkan pembuluh darah saat berhubungan seksual tentu menghindari penyakit akibat beberapa bakteri yang tumbuh dan berkembang disekitar bulu-bulu tersebut. Dan hendaklah selalu mencukur rutin dalam rentang waktu 40 hari.

Apakah sunahnya memang diberi rentang waktu selama 40 hari? Bagaimana jika melebihi atau kurang dari waktu itu? Ternyata memang demikian adanya karena hal ini sudah tertera pada hadis Nabi Muhammad SAW:

“Kami diberi waktu dalam memendekkan kumis, mencukur kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak dibiarkan lebih dari empat puluh malam.” (HR. Muslim dan Anas)

Syaukani mengatakan, jika Rasulullah sudah mematok waktu rentang 40 hari untuk waktu terbaik mencukur bulu kemaluan, dan ini berarti tidak diperkenankan melebihi dari waktu tersebut, namun jika dalam rentang sebelum waktu 40 hari, Anda berniat memotongnya maka diperbolehkan.

Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan Dalam Islam.
Mengapa Rasulullah SAW mematok 40 hari seperti yang di jelaskan dia atas, Hal tersebut tentu ada sebab mengapa hitungannya tak diperkenankan melebihi waktu tersebut, hal ini dimungkinkan batasan waktu tersebut bulu-bulu disekitar area vital telah banyak dan mulai menganggu aktivitas seksual juga sudah cukup waktu untuk tumbuh kembangnya bakteri yang sangat merugikan kesehatan manusia.

Oleh sebab itu disarankan agar bulu kemaluan jangan dibiarkan terlalu panjang, karena bisa menyebabkan di sekitar daerah yang ditumbuhi bulu-bulu tersebut menyebabkan munculnya bakteri, jamur atau kutu bersarang dan berkembang biak yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Karena itu pendekkanlah bulu-bulu tersebut demi menjaga kesehatan kita.

Perlu kita ingat sekali lagi perbuatan ini bukan perbuatan yang sia-sia yang tidak ada manfaatnya. Dan jika Manusia mengetahuinya, hendaknya mengikuti sunah Rasulullah tersebut, karena hal ini lebih baik baginya, seperti firman Allah SWT:

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Hajj: 30)

Mengenai batasan waktunya itu, imam an-Nafrani dari mazhab Maliki pada kitabnya yang berjudul al-Fawakih ad-Dawani memaknai jika hal itu bisa dikatakan cukup fleksibel, tak hanya terpatok harus 40 hari baru dicukur, namun menurut kebutuhan. Hal ini dikuatkan pula oleh imam al-Iraqi dalam kitab Tharh at-Tatsrib yang menyatakan tidak ada batasannya kapan harus mencukurnya, jika dinilai sudah cukup panjang, maka segeralah mencukurnya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pula dalam pencukuran ini, semisal siapakah yang bisa melakukan pencukuran tersebut? An nawawi menjelaskan jika harus orang yang bersangkutan, tidak boleh dilakukan oleh orang lain kecuali suami atau istri sendiri yang hukumnya pun dianggap makruh.

Inilah Tips Untuk Mencukurnya.

1. Siapkan peralatan.
Siapkan alat cukur khusus untuk area kemaluan. Gunting untuk merapikan. Pisau cukur atau silet untuk cukur gundul. Jika dirasa sudah tidak tajam lagi, segera beli yang baru.

2. Lakukan bertahap.
Hendaknya jangan lakukan dari yang tumbuh lebat menjadi betul-betul gundul seluruhnya sekali cukur. Mulailah dengan memotong rambut tersebut sedikit lebih pendek setiap minggu. Minggu berikutnya atau seterusnya mulailah membuat bidang dari sudut rambut pada kemaluan anda lebih kecil dan lebih kecil lagi dengan cara memangkas dan mencukurnya.

3. Pakai sabun cukur yang banyak atau jeli-jeli.
Berikan sebuah lapisan sabun atau jeli yang baru setiap bagian cukuran oleh pisau cukur. Anda memerlukan sedikit minyak di antara kulit lembut anda anak mata pisau cukur yang tajam itu. Penggunaan alat-alat tersebut diperuntukkan bagi kulit sensitif.

4. Rendam dalam air yang hangat atau gunakan shower yang hangat sebelum mencukur.
Hal ini melembutkan rambut tersebut dan membuatnya lebih mudah untuk digunting. Ini akan mempertanggungjawabkan sebagian besar waktu yang dibutuhkan.

5. Jangan dicabut.
Kulit kemaluan sangat sensitif, tidak disarankan mencabut bulu kemaluan. Karena efek yang ditimbulkan adalah sakit minta ampun.

6. Mencukur satu arah.
Mencukur menurut arah pertumbuhan dari bulu kemaluan. Amatilah pola tersebut setelah anda memotong pendek rambut tersebut. Beberapa orang yang berpengalaman mencukurnya berlawanan dengan arah pertumbuhan rambut, setelah pertama-tama dilakukan pada arah serat, menggunakan gerakan yang sangat ringan dan lapisan baru jel cukur atau busa cukur. Ini menghasilkan cukuran yang sangat rapat. Ini bukanlah ide yang bagus bagi para pemula.

7. Gunakanlah kaca seukuran tubuh.
Gunakanlah kaca seukuran tubuh dan cahaya yang baik sehingga bisa melihat seluruhnya area bulu kemaluan.

8. Gunakanlah pelembab.
Setelah mencukur, berikan pelembab untuk menyejukkan kulit kemaluan. Hati-hatilah terhadap bau-bau/ wangi-wangian atau bahan tambahan lainnya yang bisa membuat iritasi kulit lembut anda. Baby oil bisa meminyaki kulit dan mengurangi gesekan.

Demikianlah sahabat bacaan madani pembahasan tentang manfaat mencukur kemaluan. Semoga kita bisa menjalankan apa-apa yang di anjurkan dalam agama kita. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.