Kata akidah berasal dari bahasa Arab, yaitu :
akoda ya-kidu yang artinya suatu ikatan atau
janji. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Para ulama tauhid memberikan definisi akidah Islam sebagai berikut :
Artinya: “Sesuatu yan terikat kepadanya hati dan hati
nurani”.
Allah SWT. berfirman :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu” (QS. Al-Maidah : 1)
Kata al-uqud pada ayat tersebut dapat diartikan sebagai
janji/aqad. Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan
Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. Janji setia
hamba kepada Allah maksudnya suatu aqad atau janji seorang hamba kepada
Tuhannya tentang kesaksian diri sang hamba yang mengaku “tiada Tuhan selai
Allah dan Nabi Muhammad itu utusan Allah”.
Aqidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus
diyakini kebenarannya oleh setiapmuslim dan memiliki prinsif-prinsif dasar yang
harus dipegang teguh oleh penganutnya”.
Dasar-dasar akidah Islam dan Dalilnya
Akidah Islam memiliki dasar-dasar yang harus dijadikan
pedoman oleh kaum muslimin yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Adapun dalilnya
adalah :
1. Al-Qur'an.
1. Al-Qur'an.
Di dalam al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang berisi tentang tauhid, diantaranya adalah QS. al-Ikhlas ayat 1-4 di atas, dan masih banyak lagi yang lain diantaranya:
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas:1-4)
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
2. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada suatu apapun yang setara dengan Dia.” (QS. al-Ikhlas:1-4)
Firman Allah SWT. dalam surat al-Baqarah ayat 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Hadits Rasulullah Saw.
Hadits Rasulullah Saw.
Sabda Rasulullah saw.
Artinya : “Telah kutinggalkan kepadamu dua pedoman. Jika
kamu tetap berpegang teguh kepada keduanya, kamu tidak akan tersesat
Selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah
(Al-Hadits).” (HR. Bukhari).
Adapun hadits-hadits yang menjelaskan tentang akidah adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah Ra. berkata; bahwa Nabi Saw pada suatu hari bersama dengan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril yang kemudian bertanya: “Apakah iman itu?”
Nabi Saw menjawab: “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kamu beriman kepada Hari Berbangkit”. (HR. Bukhari)
Ibnu Numair berkata, “Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka.” Dan aku berkata, “Saya dan orang yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (niscaya) masuk surga” (HR. Muslim).
Adapun hadits-hadits yang menjelaskan tentang akidah adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah Ra. berkata; bahwa Nabi Saw pada suatu hari bersama dengan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril yang kemudian bertanya: “Apakah iman itu?”
Nabi Saw menjawab: “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kamu beriman kepada Hari Berbangkit”. (HR. Bukhari)
Ibnu Numair berkata, “Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka.” Dan aku berkata, “Saya dan orang yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (niscaya) masuk surga” (HR. Muslim).
Tujuan Akidah Islam dan Dalilnya.
Akidah Islam memiliki tujuan yang sangat mulai dan sangat
penting bagi kehidupan umat Islam. Adapun tujuan akidah Islam itu antara lain
sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan membina dasar-dasar ketuhanan yang
terdapat dalam jiwa manusia sejak lahir.
Sejak dilahirkan setiap diri manusia terdapat kecenderungan
untuk mengaku adanya Tuhan. Sebab jauh sebelum dilahirkan roh manusia telah
menerima kesaksian akidah bahwa dirinya mengaku adanya Tuhan yang wajib
disembah. Allah SWT. berfirman:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi".
(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",. Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
orang-orang tua Kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini
adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau
akan membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu[582]?
2. Meluruskan akidah-akidah yang telah diselewengkan.
Akidah Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.bukan
akidah baru atau merombak akidah yang telah diajarkan oleh para nabi dan rasul
Allah terdahulu, melainkan hanya meluruskan ajaran (akidah) yang telah
diselewengkan oleh imat para nabi dan rasul sebelumnya.
3. Menghindarkan manusia dari kemusyrikan.
Untuk menghindarkan manusia dari kemusyrikan perlu adanya
tuntunan yang jelas tentang kepercayaan dan keyakinan yang benar terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, oleh sebab itu dengan mempelajari akidah Islam diharapkan akidah
manusia akan terpelihara dengan baik dan terhindar dari kemusyrikan. Sebab
perbuatan syirik termasuk perbuatan dos besar yang tak terampuni. Firman Allah
SWT:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. Al-Maidah : 48)
4. Membimbing akal pikiran agar tidak tersesat.
Akidah Islam bertujuan untuk membimbing akal pikiran manusia
agar tidak tersesat, dan tidak mudah terpedaya oleh bujuk rayu syetan, sebab
syetan selamanya akan berusaha agar manusia tersesatdalam akidah dan tidak
beriman kepada Allah SWT. Firman Allah SWT.:
Artinya: “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang
baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, (QS. Al-Hijr : 39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.