Minggu, 13 Agustus 2017

Pengertian Tauhid dan Pentingnya Belajar Tauhid

Tauhid berasal dari bahasa Arab وحد – يوحد – توحيد   yang artinya mengesakan. Menurut istilah Tauhid adalah meyakini bahwa Allah Swt itu hanya satu, tidak ada yang menyamaiNya, tidak setara dengan apapun, tidak mungkin ada yang menandingiNya.

Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah Swt. Maksudnya yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah Swt secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya.

Lawan tauhid adalah syirik, dimana syirik merupakan perbuatan menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu yang lain. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah Swtdan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Pentingnya Mempelajari Tauhid.
Banyak orang yang mengaku Islam. Namun jika kita tanyakan kepada mereka, apa itu tauhid, bagaimana tauhid yang benar, maka sedikit sekali orang yang dapat menjawabnya. Sungguh ironis melihat realita orang-orang yang mengidolakan artis-artis atau pemain sepakbola saja begitu hafal dengan nama, hobi, alamat, sifat, bahkan keadaan mereka sehari-hari.

Di sisi lain seseorang mengaku menyembah Allah Swt namun ia tidak mengenal Allah Swt yang disembahnya. Ia tidak tahu bagaimana sifat-sifat Allah Swt, tidak tahu nama-nama Allah Swt, tidak mengetahui apa hak-hak Allah Swt yang wajib dipenuhinya. Yang akibatnya, ia tidak mentauhidkan Allah Swt dengan benar dan terjerumus dalam perbuatan syirik.

 Maka sangat penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, bahkan inilah ilmu yang paling utama. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:

“Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.