Rabu, 17 Januari 2018

Ayat Al-Qur'an dan Hadits Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga dan Masyarakat

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.

Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan dunia dan akhirat.

Ayat Al-Qur'an Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga dan Masyarakat.
1. Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ . وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud: 117-119)

Kandungan QS. Hud Ayat 117-119.

Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orang-orang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinasakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat baiklah untuk menghindarinya.

Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik karena ia butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah milik-Nya, karena Allah-lah yang menganugerahkannya.

2. Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70.

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ

“ Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai mainmain dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” (QS. Al-An’am: 70)

Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70.

Munasabah (keterkaitan) dengan ayat sebelumnya (QS. Al-An’am: 68-69) yang memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin untuk meninggalkan majelis siapapun yang melecehkan agama. Perintah itu bukan secara total. Kaum muslimin tidak dilarang bergabung dalam majelis mereka, apabila mereka melakukan pembicaraan yang lain. Ayat ini turun di Mekkah ketika umat Islam masih dalam posisi lemah.

Pada ayat ke 70 ini Allah Swt melarang Rasulullah Saw agar tidak mengajak duduk berdiskusi dengan orang yang mengejek/mengolok-olok/melecehkan ayat-ayat Allah Swt. Apalagi menyangkut persoalan aqidah, maka harus bersikap tegas dengan mereka.

3. Al-Qur’an Surat Thaha : 132.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS. Thaha : 132)

Kandungan QS. Thaha: 132.

Perintah kepada Rasulullah Saw agar mengajak keluarganya untuk menuaikan shalat. Saat itu beliau menerima gunjingan dan perkataan dari musuh-musuhnya, maka dengan adanya melaksanakan shalat akan menguatkan pribadinya.

Pengaruh dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw akan berdampak lebih besar jika keluarga yang terdekat, anak-anak dan isteri-isterinya shalat seperti beliau, sehingga masyarakat akan mencontoh kehidupan Rasulullah. Pondasi iman ini lah yang ditanamkan kuat oleh beliau kepada keluarganya, yang kemudian memberi pengaruh besar bagi kesuksesan beliau mendakwahkan risalah Islam.

Pentingnya bersabar dalam mengerjakan shalat, tidak boleh bosan, tidak boleh berhenti dan segera mengerjakan jika datang waktunya. Shalat tidak lah membawa keuntungan materi. Shalat tidaklah akan segera tampak hasilnya oleh mata. Shalat adalah urusan ketentraman jiwa dan sekaligus merupakan doa. Dengan kesabaran melakukan shalat, jiwanya akan tentram dan pikiranya menjadi tenang sehingga bisa berfikir jernih dan melahirkan semangat juang dan etos kerja yang tinggi.

4. Al-Qur'an Surat At-Tahrim Ayat 6.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim: 6)

Kandungan Al-Qur’an Surat  at-Tahrim Ayat 6.

Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nasi Muhammad Saw seperti diurai oleh ayat-ayat sebelumnya (munasabah ayat), maka pada ayat ke 6 ini memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa: Hai orang-orang yang beriman, perihalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi Saw. dan pelihara juga keluarga kamu yakni isteri, anak-anak dan seluruh yang berada di bawah tanggungjawab kamu dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semuaterhindar api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.

Di atasnya yakni malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati dan perilakunya, yang keras-keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah Swt menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka (malaikat) sehingga siksa yang mereka jatuhkan, tidak kurang dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan Allah Swt, yakni sesuai dengan dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka.

Hadits Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga dan Masyarakat.
Hadits Pertama.

وعن بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلّم قال: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعيّتِهِ, والأميرُ راعٍ, والرّجُلُ راعٍ على أهلِ بيتِهِ, والمرأةُ رَاعِيَّةٌ على بيتِ زوجِها وَوَلَدِهِ, فكلّكم راعٍ وكلّكم مسئولٌ عنْ رَعِيَّتِهِ. (متفق عليه

Terjemah.

Hadis Dari ‘Abdullāh bin ‘Umar bahwa dia mendengar Rasulullah telah bersabda: “Setiapkalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imām (kepala Negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut” (Muttafaqun 'Alaih).

Kandungan Hadits.
Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa setiap manusia itu diberi tugas memimpin atau menjaga. Baik kaitannya dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Secara pribadi, seseorang diberi tugas menjaga dirinya sendiri. Pemuka atau Imam diberi tugas memimpin rakyatnya. Suami bertugas memimpin dan menjaga istrinya. Seorang istri diberi amanat memimpin anak-anak suaminya. Pembantu diberi tugas menjaga harta atau kekayaan tuan dan anak biberi tugas menjaga kekayaan orang tuanya.

Tugas adalah amanat. Apa pun jabatan yang ada pada diri seseorang, dia harus mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya di hadapan yang dipimpin dan di dalam pangadilan Allah Swt kelak. Tak seorang pun mampu melepaskan diri dari tanggung jawab itu.

Hadits Kedua.

مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ 

Terjemah Hadits.

Artinya: "Perintahkanlah anak-anak untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika tidak mau menjalankan shalat) ketika mereka berumur sepuluh tahun."

Kandungan Hadits.
Dalam Islam, shalat itu sangat penting. Shalat itu adalah tiangnya agama. Kalau shalat ditinggalkan, maka robohlah (hilanglah) agama Islam yang ada di dalam diri orang yang meninggalkan shalat. Nabi Muhammad Saw. sangat memperhatikan hal tersebut. Sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar mengajari anak-anak nya untuk shalat, paling tidak pada umur tujuh tahun.

Di bawah umur tujuh tahunpun boleh diajarkan. Jika anak-anak tidak mau menjalankan shalat, padahal mereka sudah berumur sepuluh tahun, Nabi memerintahkan umatnya untuk memukul mereka. Tentu saja, kata 'memukul' memiliki banyak makna. Yang jelas bukan memukul seperti orang dewasa memukul orang dewasa. 'Memukul" bisa berarti memberikan peringatan atau memukul yang tidak melukai. Dan ini bukanlah adegan kekerasan terhadap anak. Ini merupakan pelajaran agar anak-anak menyadari betapa pentingnya shalat.

Hadits Ketiga.

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ

Terjemah Hadits.

Artinya: "Hak seorang muslim kepada muslim lainnya ada lima, yakni membalas salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan ketika bersin."

Kandungan Hadits.
Agama Islam adalah agama yang sangat menekankan terwujudnya persaudaraan dan kasih sayang. Agama Islam selalu mendorong pemeluknya untuk mewujudkan dan memelihara persaudaraan dan kasih sayang.

Oleh karena itu, Islam mensyariatkan beberapa amalan yang dapat mewujudkan persaudaraan dan kasih sayang tersebut. Hadis ini menjelaskan hal-hal yang dapat meneguhkan persaudaraan dan kasih sayang. Yaitu dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban sosial terhadap sesama muslim.

Dalam hadits ini, diungkapkan dengan hak muslim atas muslim yang lain. Dalam bahasa Arab, ungkapan ini bisa bermakna wajib dan juga bisa bermakna sunnah yang sangat dianjurkan. Karena hak artinya sesuatu yang tidak sepantasnya ditinggalkan.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang ayat Al-Qur'an dan Hadits tentang tanggung Jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.