Jumat, 24 Juni 2022

Tujuan Bekerja dalam Islam

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok.

Dalam Islam, etos kerja (semangat/motivasi kerja) dilandasi oleh semangat beribadah kepada Allah Swt. Jadi kerja tidak sekedar memenuhi kebutuhan duniawi melainkan juga sebagai pengabdian kepada Allah Swt. Sehingga dalam Islam, semangat kerja tidak hanya untuk meraih harta tetapi juga meraih ridha Allah Swt.

Rasulullah Saw bersabda,

“Dari al-Miqdam bin Ma’dikariba r.a. dari Nabi Saw., beliau bersabda: “Tidak ada seseorang makan makanan yang lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Allah Daud a.s. makan dari hasil usahanya sendiri”. (H.R. Bukhari)

Secara rinci, tujuan bekerja dalam Islam adalah sebagai berikut: 


1) Meraih Ridha Allah Swt.

Ridha adalah mempercayai dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang menimpa kita baik suka maupun duka adalah yang terbaik menurut Allah.

Bekerja dalam Islam bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi untuk menghambakan diri kepada Allah Swt. dan meraih ridha dariNya. Semua aktivitas seorang muslim di dunia ini seyogyanya diarahkan untuk meraih rida Allah Swt.


2) Menolak Kemunkaran.

Syaikh al-Faqih Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Al-Munkar adalah sesuatu yang diingkari dan dilarang/dicegah dalam syariat berupa ragam kemaksiatan, seperti kekufuran, kefasikan, kemaksiatan, dusta, gibah, namimah, dan lainnya.” (Syarah Riyadh ash-Shalihin hlm. 406, cet. I Muassasah ar-Risalah 2013 M/1434 H, Damaskus – Syiria)

Kemunkaran dapat terjadi pada seseorang yang menganggur. Sebab ada bisikan hawa nafsu dan syahwat yang dapat menjerumuskannya kedalam kemungkaran. Seseorang yang mengisi waktunya untuk bekerja berarti telah berhasil menghalau sifat malas dan menghindari dampak negatif pengangguran.


3) Kepentingan Amal Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, artinya sesama manusia akan saling membutuhkan satu sama lain. Kita tidak bisa hidup sendirian, pastinya membutuhkan orang lain.

Islam mengajarkan umatnya untuk beramal sosial atau bersedekah sesuai kemampuan yang dimiliki. Bagi seorang muslim yang bekerja, tenaga dan hasil pekerjaannya dapat digunakan untuk berzakat, bersedekah dan berinfaq.


4) Memberi Nafkah Keluarga

Allah SWT telah menetapkan hak dan kewajiban yang di antaranya adalah wajibnya seorang suami memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya dengan cara yang baik.

Para ulama sepakat bahwa nafkah yang diberikan oleh suami kepada istri dan anak-anaknya adalah kewajiban individu.

Seorang suami sebagai kepala keluarga berkewajiban memberikan nafkah lahir dan batin. Untuk memberikan kehidupan yang layak kepada anak dan isterinya, maka seorang suami harus rajin bekerja keras.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tujuan bekerja dalam Islam. Semoga etos kerja kita selalu meningkat setiap saat dan mendapatkan ridha Allah Swt. Aamiin .Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.