Rabu, 27 April 2016

Inilah Manfaat Belajar Langsung Dengan Guru


Disamping orang tua guru adalah termasuk orang yang berjasa didalam kesuksesan seseorang di dunia pendidikan maupun didunia kerja. Guru selalu membimbing kita untuk mengetahui yang belum kita ketahui. Peran guru tidak bisa kita hilangkan didunia pendidikan, walaupun zaman ilmu teknologi sudah canggih. Tidak ada istilah belajar kepada internet.

Guru adalah pendidik, yakni orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaannya, yaitu mampu berdiri sendiri dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khilafah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri.

Banyak manfaat belajar dengan guru dibandingkan kita belajar dengan buku tanpa guru. Sebab dalam buku terkadang ada kalimat-kalimat yang membutuhkan makna secara rinci atau mempunyai makna tersendiri. Tidak diragukan lagi, pentingnya guru di dalam suatu proses belajar. Tanpa bimbingan guru dapat dipastikan seseorangakan gagal di dalam mencari ilmu. Diantara faedah belajar dengan guru adalah sebagai berikut : 

Pertama : Efisien waktu dan tenaga. 
Belajar dengan guru jauh lebih efisien dibanding belajar sendiri melalui buku. Seorang penuntut ilmu, jika tidak memahami suatu masalah, bisa langsung bertanya kepada gurunya, tanpa susah payah dengan mencari jawabannya di buku-buku yang belum tentu di dapatnya. Dia akan mengetahui selukbeluk ilmu yang dipelajarinya lewat keterangan gurunya yang sudah berpengalaman, bahkan dia akan mengerti banyak buku dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing buku tanpa harus membacanya dahulu, karena gurunya telah memberitahukan sebelumnya . 

Kedua : Meminimalisir kesalahan. 
Seorang penuntut ilmu yang belajar dengan seorang guru, maka kesalahannya akan relatif lebih sedikit jika dibanding dengan yang belajar langsung dari buku. Banyak nasehat yang diberikan para ulama dalam masalah ini, diantaranya adalah :

من كان شيخه كتابه ، كان خطؤه أكثر ن صوابه 

“Barang siapa yang gurunya buku, maka salahnya lebih banyak dari benarnya.“ 

Nasehat ini, walau tidak mutlak kebenarannya, paling tidak bisa memacu kita untuk selalu mendekati dan belajar kepada para guru. Ada sebuah anekdot bahwa seseorang yang belajar lewat buku tanpa mau bertanya kepada guru, suatu ketika membaca tulisan arab yang berbunyi : 

حبة سوداء شفاء لكل داء 

“Habbah Sauda’ adalah obat dari segala penyakit .” 

Mungkin karena salah cetak atau salah tulis, akhirnya orang tersebut membaca kalimat tersebut dengan bunyi : 

حية سوداء شفاء لكل داء 

“Ular hitam adalah obat untuk segala penyakit .“ 

Bayangkan jika, orang tersebut benar-benar melaksanakan apa yang dibacanya, bukannya kesembuhan yang didapat, akan tetapi kematian. 

Pada masa-masa sekarang, banyak buku-buku yang dicetak tanpa diteliti dahulu, sehingga banyak sekali kesalahan-kesalahan yang di dapat. Satu kalimat saja tidak tertulis, maka akibatnya akan fatal, khususnya dalam masalah hukum, jika suatu masalah dihukumi halal, Seharusnya tertulis

“ La yahrum “ yang berarti tidak haram, karena satu huruf saja hilang, yaitu (lam alif), maka tulisannya menjadi “ yahrum “, yang berarti haram, seketika juga hukum yang tadinya mubah berubah menjadi haram. 

Untuk lebih jelasnya, kita akan berikan contoh yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dua orang yang buta komputer, atau GAPTEK ( gagap teknologi ) , ingin belajar dan menguasai ilmu – ilmu yang ada kaitannya dengan komputer. Yang satu belajar melalui guru dan rajin bertanya serta ikut kursus-kursus komputer, dan yang satu lagi, malas bertanya dan tidak mau mengikuti kursus-kursus, dia hanya duduk di rumah mengandalkan sebuah buku panduan tentang komputer. Tentu saja, yang belajar dengan guru akan lebih cepat bisa dan sedikit kesalahannya dibanding dengan yang belajar sendiri. Bahkan yang belajar sendiri akan banyak merusak komputer, demikian juga ilmu – ilmu yang lain. 

Ketiga : Belajar bersikap hati-hati. 
Belajar dengan guru akan mendidik seseorang untuk bersikap hati-hati di dalam menentukan hukum. Akhir-akhir ini banyak orang asbun ( asal bunyi ) dalam masalah agama. Dia tidak pernah belajar tentang hukum syar’I, tetapi hobinya berfatwa tentang masalah-masalah yang sama sekali tidak dikuasainya. Ini sangat berbahaya bagi dirinya sendiri dan masyarakat. 
Dalam hal ini, Imam Syafi’I pernah berkata : 

“من تفقه من الكتب ضيع الأحكام “

“Barang siapa belajar dari buku, maka dia akan banyak mempermainkan hukum.“ 

Keempat : Belajar adab dan sifat dari guru.
Tidak diragukan lagi, bahwa teman bergaul sangat mempengaruhi sikap dan sifat seseorang. Dalam mahfudhat disebutkan : 

لا تسأل عن المرء واسأل قرينه ، فإن القرين بالمقارن يقتدي

“Janganlah engkau bertanya tentang seseorang kepada dirinya langsung, tapi tanyalah kepada temannya, karena seseorang akan selalu mengikuti temannya. “ 

Hal ini dikuatkan dengan suatu hadist yang menyebutkan bahwa : 

مثل الجليس الصالح كمثل بائع المسك؛ إما أن يحذيك ، وإما أن تشتري منه، وإما أن تشم منه رائحة طيبة، ومثل الجليس السوء كمثل نافخ الكير؛ إما أن يحرق ثيابك، وإما أن تشم منه رائحة كريهة ” 

“Perumpamaan teman yang baik, bagaikan penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya,atau kamu akan menghirup bau wangi darinya. Asdapun permitsalan teman yang jelak, bagaikan tukang las, kemungkinan bajumu terbakar, atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap . ( HR Bukhari ) 

Seorang penuntut ilmu yang selalu dekat dan sering bergaul dengan gurunya, niscaya dia akan terpengaruh dengan akhlaq, adat dan beberapa sifat dan sikapnya. Ini sangat penting sekali, karena akan membuat seorang penuntut ilmu untuk selalu semangat dan tidak mudah putus asa, khususnya ketika melihat gurunya yang tenang,tegar dan tabah, serta sabar, tentunya dia akan ikut terpengaruh dengan sifat-sifatnya. Hal inilah yang sering tidak dipahami oleh para penuntut ilmu. Dalam suatu hikmah disebutkan : 

تشبهوا بالكرام وإن لم تكونوا مثلهم ، فإن التشيه بهم فلاح 

“Dekat-dekatilah orang-orang yang baik, walaupun kamu belum bisa seperti mereka, karena dekat-dekat dengan mereka adalah suatu kesuksesan. “ 

Oleh karena itu, para penuntut ilmu yang selalu mendekati guru-gurunya , kemungkinan besar dikemudian hari , dia akan seperti mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.