Senin, 18 September 2017

5 Larangan dalam Memberi Bantuan Menurut Islam

Dalam hidup bermasyarakat, kita pasti pernah dimintai pertolongan atau bantuan oleh seseorang yang sedang mengalami kesulitan. Sebaliknya kita pun pasti pernah meminta pertolongan kepada orang lain di saat menghadapi persoalan yang tidak dapat kita atasi sendiri.

Demikianlah saling memberi dan menerima merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita. Betapa sulit hidup ini jika diantara teman sejawat, atau diantara tetangga, tidak ada kesediaan untuk saling membantu, segala urusan harus diatasi sendiri.

Jika demikian yang terjadi maka sikap individualis dan egois, akan merasuk pada pribadi-pribadi dan akan berakibat setiap orang tidak peduli pada nasib atau derita orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri.

Terkait dengan hal ini, Islam sangat memberi motivasi yang besar agar kita gemar memberi baik dalam bentuk shadaqoh, hibah, hadiah, infaq maupun zakat. Adapun larangan-larang dalam memberi bantuan sebagai berikut,

1. Tidak Memberi Sesuatu yang  Tidak di Sukai.
Jangan memberi sesuatu yang tidak kita sukai (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad). Hadits ini didukung pula olet ayat al-Qur’an yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagaian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang jelek-jelek lalu infakkan (kepada orang lain) sedangkan kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Al-Baqarah: 267)

2. Tidak Menghitung-hitung Pemberian.
Jangan menghitung-hitung pemberian, niscaya Allah akan menghitung-hitung pahalanya (HR. Bukhari). Allah menjanjikan pahala untuk semua kebaikan, bahkan pahala itu dilipatgandakan, misalnya pada bulan ramadhan. Tetapi tidak berarti bahwa setiap orang bisa mengkalkulasi sendiri pahala dan dosa yang telah diperoehnya, sehingga dia berkesimpulan bahwa dia pahalanya masih jauh lebih banyak dari dosanya berlipat kali, sehingga dia boleh berbuat maksiat dalam jumlah tertentu.

3. Tidak Menyebut-nyebut Pemberian.
Jangan sekali-kali menyebut-nyebut pemberian kita kepada orang lain. Hal ini merupakan riya sebagaimana dijelaskan diatas. Jangan pula menyebut penerima pemberian kita kepada orang lain sebab secara tidak langsung telah menyakiti hatinya dan merendahkan martabatnya.

4. Tidak Mengaharapkan Sesuatu dari Orang yang Diberi Untuk Keuntungan Dunia.
Haram memberi hadiah dengan mengharap sesuatu dari orang yang diberi untuk keuntungan duniawi. Al-Qur’an mengatakan  artinya “Janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak“ Juga haram memberi hadiah kepada seseorang (misalnya Hakim) agar dimenangkan dalam perkara. Hal itu tergolong suap yang dilaknat oleh Rasulullah:

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata: "Rasulullah melaknat orang yang menyuap dan yang disuap."(HR. Abu Daud)

5. Tidak Menyakiti Orang yang Di Bantu.
Diharamkan memberi suatu sedekah dan diserta kata-kata yang menyakitkan penerima. Perbuatan itu akan menjadikan pahala sedekahnya hilang sebagaimana difirmankan dalam surat :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian." (QS. Al-Baqarah : 264)

Demikianlah bacaan madani madani ulasan tentang larangan-larangan yang harus diperhatikan oleh setiap orang Muslim yang dermawan, murah hati dan gemar memberi. Menurut Rasulullah Saw, orang yang pemurah itu dekat kepada Allah Swt, dekat kepada manusia, dekat kepada surga, dan jauh dari api neraka. Sedang orang kikir jauh dari Allah Swt, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat kepada api neraka. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.